Pasir
Timbul, Pantai Sari Ringgung, Lampung
Wisata pantai saat ini menjadi salah
satu wisata favorit selain wisata gunung. Tak ayal, Lampung pun yang realatif
dekat dari Ibukota menjadi salah satu destinasi favorit untuk para
penghuni kota Jakarta dalam menghabiskan weekend mereka. Lampung pun makin
berbenah diri, makin melebarkan sayapnya untuk wisata pantai. Beberapa lokasi
di kawasan Lampung yang sudah santer terdengar diantara para pecinta pantai
adalah sebagai berikut Kiluan, Krakatau Pulau Pisang dan Pahawang - Tanjung Putus.
Beberapa bulan terakhir ini kabar
mengenai Pantai Sari Ringgung makin santer terdengar. Dari sebuah baliho di
salah satu jalan utama di Bandar Lampung, saya mulai mengetahui akan keberadaan
pantai tersebut. Satu hal yang membuat saya tertarik dengan pantai ini adalah
adanya Pasir Timbul di dekat pantai mereka. Diiringi rasa penasaran akan Pasir
Timbul tersebut, saya beserta Gilang akhirnya memutuskan untuk pergi ke sana.
:)
How to get there?
Dari pelabuhan Bakauheni, pantai ini
berjarak sekitar 102 km. Untuk mencapai Bakauheni sendiri dari Merak banyak
kapal yang melayani trayek Merak-Bakauheni 24 jam non-stop. Merak-Bakauheni
memakan waktu sekitar 2-3 jam perjalanan. Kalau lagi apes ya bisa sampe 4
jam-an (tergantung ramai/tidaknya penumpang, cuaca, dll). Tapi rata-rata sih
sekitar 2-3 jam.
Perjalanan menuju Pantai Sari
Ringgung ini membutuhkan waktu sekitar 3-4 jam via darat dari Bakauheni. Kalau
starting point nya dari kota Bandar Lampung, kita cuma butuh sekitar 45 menit
perjalanan atau sekitar 25 km (kemarin saya ke sana naik motor), kalau mobil
bisa lebih lama mengingat ada beberapa titik yang suka macet.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvhxo8-lonjeQHzSuoKhFG0Wx1v0RcFb8u5m3TCwRdYIaGvezyCE3aseYp9RY-BonlNuVe-qIzMk9w5gy-ycst_eEBkNREQ3Z_tQK8IFjBcUXKm93NwKlWeAtYbh7hjyPyHSIOPM5ArE4/s400/peta.jpg)
Selain Pantai Sari Ringgung, di sekitar pantai ini banyak pantai-pantai lainnya yang sebenernya juga gak kalah cantik. Ada pantai Mutun, Klara, Duta Wisata, Tirtayasa, dll. Pantai Sari Ringgung sendiri terletak sebelum Pantai Klara. Jadi kalau udah ketemu dereta Pantai Duta Wisata, Tirtayasa, Mutun, lanjutkan perjalanan terus sampai melewati Hanura. Setelah Hanura baru deh kita akan ketemu pantai ini. Di pintu masuk nya sangat terlihat jelas Baliho Pantai Sari Ringgung. Saya yang baru pertama kali ke sana, sempet sedikit bimbang soalnya sudah melewati Hanura-pun masih belum ketemu juga. Udah niat mau nanya ke orang, eh alhamdulillah ketemu juga. Dan ternyata memang pantai ini terletak setelah Hanura.
Welcome to Pantai Sari Ringgung
Pantai ini gak terletak di pinggir jalan, kita harus masuk dulu ke dalam baru deh nemuin view seperti gambar di atas ini. View di atas diambil di Krakatau view (ada di atas bukit). Untuk motor dikenakan biaya Rp 25.000,- Karena pantai ini masih relatif baru dipugar, jadi keadaan di dalam masih relatif rapih, bersih dan terawat. Ombakpun gak terlalu berbahaya untuk anak-anak. Sangat pas untuk rekreasi keluarga.
Berhubung tujuan saya cuma Pasir
timbul, setelah melepas lelah di pondokan (untuk penyewaan pondokan kecil
dihargai Rp 50.000,- dan besar Rp 100.000,-) kami segera melanjutkan perjalanan
dengan kapal yang kami sewa. Satu kapal dikenai tarif Rp 130.000,- antar jemput
ke Pasir Timbul (maksimal 10 orang) dan berhubung kami cuma berdua saja
akhirnya kami share cost dengan pengunjung lainnya. Masuk ke Pasir
Timbul pun ada tiketnya seharga Rp 5.000,- per orang. Sebenarnya ada Pulau
lain di seberang pantai ini, Pulau Tegal. Tapi tarif untuk ke pulau ini relatif
mahal. Satu kapal dikenai tarif Rp 200.000,- Kemarin sih kami ditawari ke
Pulau Tegal dengan biaya tambahan sekitar Rp 15.000,- sampai Rp 25.000,- tapi
tidak kami ambil trip tambahan itu. Hehe.
Lepas dari pantai Sari Ringgung, kapal akan bergerak menuju Masjid Terapung yang terletak tidak jauh dari bibir pantai. Ada juga kapal yang siap mengantar kita langsung ke Masjid ini, tapi melihat dari kejauhan juga sudah cukup. :) Perjalanan menuju Pasir Timbul memakan waktu sekitar 10-15 menit. Selama perjalanan kita akan disuguhkan beberapa bangunan yang awalnya saya kira adalah rumah warga tetapi ternyata keramba. Tapi bener deh mirip rumah banget apalagi disekitarnya ada masjid terapung.
Foto-foto lain :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar